Selasa, 02 Maret 2021


 Pada siapa kita akan mengadu 

berpeluh juga mengeluh. 

pada hujan angin 

dan gugur

pada kesunyian

yang merambat-rambat

di dalam kepala dan jiwa-jiwa 


kau itu lucu 

banjir kau ucap bencana 

kau anggap bumi ini murka 

sayang, bumi tak pernah berubah 


Sabtu, 15 Maret 2014

Jokowi: Solo-Jakarta-Indonesia


Berbicara pemimpin pasti kita akan mencari sosok yang yang dianggap sempurna dari semua calon. Akan tetapi ada juga yang tidak boleh terlupa untuk bahan pertimbangan yakni sejarah mereka atau yang lebih dikenal dengan Track Record. Akhir-akhir ini masyarakat riuh dengan penyapresan Jokowi yang dianggap mengagetkan meski sebenarnya sudah sering wacana ini mengapung-ngapung di media.
Jokowi adalah kemasan baru dikancah perpolitikkan Indonesia. Fisik yang tidak 'memadai' karena terlalu kurus dianggap tidak mewakili kelas pejabat justru menjadi keunggulan tersendiri dibanding dengan capres lain. Sudah menjadi Joke di semua kalangan bahwa pejabat yang tubuhnya tambun adalah hasil nyata dari uang haram hasil korupsi. Meski hal ini hanyalah anggapan sepihak dan tidak bisa dibuktikan secara intelektual maupun konstitusional dari hubungan sebab-akibat tersebut, namun tetap saja anggapan ini yang menang di dalam kepala jutaan rakyat Indonesia. lagipula belakangan ini 'ketahuan' konstitusi kita mengecewakan. Jadi, 'kekurusan' jokowi menjadi lambang perwakilan masyarakat.
YESS! Kemasan yang ideal.
Secara isi, gubernur lulusan insinyur kehutanan ini tidak bisa diremehkan. Sebagai pengusaha mebel yang ‘Go Internasional’ ia banyak menyerap tekhnik tata kota yang ia temui di belahan Eropa. Maka hasilnya, disulaplah kota Solo menjadi kota yang asri di masa kepemimpinannya. Di kota ini pula ia memulai berbagai gebrakkan dalam sistem pemerintahan, semisal kartu kesejahteraan, pelayanan yang cepat, relokasi PKL, dll.  Sikapnya yang tidak mengambil hak (Gaji) sebagai wlikota Solo pun menjadi nilai tambah karena secara tidak langsung menyimpulkan: “Uang haknya saja tidak diambil bagaimana mungkin ia berani mengambil yang bukan haknya”. Selain itu, citra ‘blusukkan’ tak bisa ditinggalkan begitu saja.
Kota Jakarta adalah kota besar, tentulah karena Jakarta adalah Ibukota Negara Indonesia. Ada ekspektasi tinggi yang mengapung di angan-angan warga Jakarta kala Jokowi terpilih menjadi gubernur. Tanah yang tetap kering ketika musim hujan tiba, kemacetan yang terurai, PKL tersusun rapih, gelandangan lenyap di jalan-jalan, warga miskin berkurang, dan masih banyak lagi yang lainnya, itulah di antaranya angan-angan warga yang juga menjadi janji dari seorang Jokowi. Kurang-lebih satu tahun setengah Jokowi menjadi orang nomor satu di Jakarta, sudah ada progress yang baik dari beberapa program yang telah dicanangkan. Akan tetapi kinerjanya masih belum ada hasil apa-apa karena memang pemerintahannya belum full 5 tahun.
Hutan akan tetap lestari dan menghijau asal tidak diganggu manusia. airnya akan tetap jernih, pohon-pohonnya akan semakin menjulang ke langit, flora dan fauna akan hidup tenang. Sehari lalu Jokowi  resmi dimandatkan PDIP menjadi Capres. Ini menjadi kabar baik untuk para pendukung Jokowi. Akan tetapi ada yang harus diingat, Jokowi masih memiliki kewajiban yang perlu ia selesaikan. Menjalankan Jakarta bukanlah seperti merawat hutan. Jokowi tidak bisa meninggalkan Jakarta begitu saja dan berharap banjir surut sendirinya serta macet terurai kemudian. Seandainya nanti Jokowi terpilih menjadi presiden maka janji-janjinya untuk Jakarta setahun lalu akan tetap berupa angan-angan. Pyuh. Terbang ke langit ke tujuh.  
Lantas apa bedanya Jokowi dengan yang lain??


Senin, 20 Mei 2013

Perihal


Dia temaram dalam senja kuning
Berarak.
Dia waktu yang terlarik dalam bait-bait
                Bersajak

Perihal makna yang disematkan dalam kata-kata tak lagi utuh, kau timpakan titik di sembarang tempat hingga paragraf menjemukan datangnya.
Di bawah fajar menyingsing aku mengenangmu, sedikit saja, perlahan seperti daun Autumn
Bergerak
Bersajak,
Menari-nari dengan tiupan bidadari dan bergeletak begitu saja.

Selasa, 30 April 2013

Kiamat Semakin Nyata


"Tanda-tanda Akhir Zaman, Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing, Maka beruntunglah orang-orang asing"

Hadis diriwayatkan oleh Muslim yang tertera dalam kitab al-iman ini, sepertinya sekarang telah berwujud kenyataan.
Beberapa kisah, seperti  tentang ali yang berjalan di belakang seorang kakek karena tidak ingin mendahului meski ia sedang mengejar waktu shalat berjamaah shubuh, ini adalah pendidikan tentang sopan santun yang beberapa ratus tahun telah diajarkan. Perlu diketahui pula bahwa kakek itu beragama yahudi.
 Adapun kisah tentang seorang wanita yang memberikan air minum pada seekor anjing di tengah serangan kemarau padang pasir, hingga ia pun tewas kehausan demi terbayarnya dahaga seekor anjing. Ini merupakan sebuah nilai tentang saling menyayangi terhadap semua makhluk. Dan hebatnya lagi wanita itu adalah seorang pelacur.
Ada banyak kisah-kisah pada zaman Rasul yang syarat dengan nilai. Sayang, ketika diselaraskan dengan kehidupan sekarang justru terbentur pandangan kefasikkan modernisasi. Sehingga seluruh kisah yang benar-benar terjadi pada masa lampau itu hanya digunakan sebagai dongeng-dongeng sebelum tidur, beriringan dengan stigma kisah Cinderella dan Harry Potter yang tak akan pernah muncul di kehidupan nyata.
Seorang keluarga mengalami kecelakaan di sebuah jalan di India dalam keadaan istri yang terluka parah dan seorang anaknya yang berlumuran darah si kepala keluarga berteriak meminta pertolongan, dan sama sekali tidak ada satu kendaraan pun yang berhenti. Di tengah rasa putus asa  dua jam kemudian datanglah polisi patroli membawa mereka ke Rumah Sakit, meski akhirnya sang istri tidak terselamatkan karena terlalu banyak pendarahan. Ironis, jika kita bandingkan dengan kisah seorang pelacur tadi.
Ini adalah kenyataan, iya, kenyataanya syariat Islam telah terasa asing di muka bumi ini.

Kiamat Semakin Nyata


"Tanda-tanda Akhir Zaman, Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing, Maka beruntunglah orang-orang asing"

Hadis diriwayatkan oleh Muslim yang tertera dalam kitab al-iman ini, sepertinya sekarang telah berwujud kenyataan.
Beberapa kisah, seperti  tentang ali yang berjalan di belakang seorang kakek karena tidak ingin mendahului meski ia sedang mengejar waktu shalat berjamaah shubuh, ini adalah pendidikan tentang sopan santun yang beberapa ratus tahun telah diajarkan. Perlu diketahui pula bahwa kakek itu beragama yahudi.
 Adapun kisah tentang seorang wanita yang memberikan air minum pada seekor anjing di tengah serangan kemarau padang pasir, hingga ia pun tewas kehausan demi terbayarnya dahaga seekor anjing. Ini merupakan sebuah nilai tentang saling menyayangi terhadap semua makhluk. Dan hebatnya lagi wanita itu adalah seorang pelacur.
Ada banyak kisah-kisah pada zaman Rasul yang syarat dengan nilai. Sayang, ketika diselaraskan dengan kehidupan sekarang justru terbentur pandangan kefasikkan modernisasi. Sehingga seluruh kisah yang benar-benar terjadi pada masa lampau itu hanya digunakan sebagai dongeng-dongeng sebelum tidur, beriringan dengan stigma kisah Cinderella dan Harry Potter yang tak akan pernah muncul di kehidupan nyata.
Seorang keluarga mengalami kecelakaan di sebuah jalan di India dalam keadaan istri yang terluka parah dan seorang anaknya yang berlumuran darah si kepala keluarga berteriak meminta pertolongan, dan sama sekali tidak ada satu kendaraan pun yang berhenti. Di tengah rasa putus asa  dua jam kemudian datanglah polisi patroli membawa mereka ke Rumah Sakit, meski akhirnya sang istri tidak terselamatkan karena terlalu banyak pendarahan. Ironis, jika kita bandingkan dengan kisah seorang pelacur tadi.
Ini adalah kenyataan, iya, kenyataanya syariat Islam telah terasa asing di muka bumi ini.