Jumat, 15 Juni 2012

Sajak Sejak


Kau melembut kala napas ini melambat, menghirup hidup dengan susah dan payah
Layang bayang berdua biar membayang dalam kenang.
Kita masing-masing.

Sajak pertama sejak kita tertatap muka
Malam perawan kala itu dengan bohai yang aduhai membuatku  menegang. Tahan , tahanlah! Itu hanya sesaat, sesaat jua kau pun menembak dadaku tepat diantara asmara dan amarah. Berakibat kuterluka atau bersuka.
Sajak ke-12 sejak ku berangan dalam  nyata atau nyata dalam angan
Matahari sedang menggagahi hari waktu itu. Melawan arus ku tak bisa, mengikuti arus ku tak kuasa, menguasai arus sungguh ku tak menguasainya. Bah yang kau kirim tepat sang surya diatas kepala adalah bencana, meluluh lantahkan penghuni dada ini dan tak tahu kapan ku bisa merekontruksinya.

Sajak terakhir yang terjadi… sungguh aku tak mau teringat.

April  2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar